Selasa, 01 November 2016

Analisis ROA, ROE, NPM dan EPS berpengaruh terhadap harga saham perusahaan-perusahaan manufaktur




    I.            LATAR BELAKANG MASALAH
Pasar modal merupakan salah satu bentuk pasar keuangan, dimana para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus fund) melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan emiten. Selain itu pasar modal juga merupakan tempat bagi perusahaan yang membutuhkan dana dan menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas dipasar modal sebagai emiten.             
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dalam kegiatan operasionalnya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan, karena dari laba perusahaan akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban bagi para investornya dan juga merupakan elemen penting dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospeknya pada masa yang akan datang. Tingkat profitabilitas perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang secara periodik di up date sebagai salah satu kewajiban perusahaan publik yang listed di Bursa Efek Indonesia.
     Tingkat profitabilitas perusahaan pada analisis fundamental biasanya diukur dari beberapa aspek, pada perusahaan publik yang listed pada Bursa Efek Indonesia, rasio keuangan yang sering dipakai dalam menganalisis perubahan harga suatu saham adalah ROE (Retrurn on Equity), ROA (Return on Assets), dan EPS (Earning per Share). Return on equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba yang tersedia bagi pemegang saham.
     Dalam perhitungannya, ROE merupakan perbandingan antara Earning After Taxes dengan Modal sendiri. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, jika proporsi utang semakin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Return on assets atau return on investment menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. ROA diperoleh dari rasio antara Earning After Taxes dengan total aktiva.
     Sedangkan EPS (Earning per Share) menunjukan kemampuan setiap lembar saham dalam menciptakan laba dalam satu periode pelaporan keuangan. Nilai dari ketiga rasio keuangan diatas sudah tercantum dalam setiap laporan keuangan perusahaan sehingga lebih mudah bagi investor dalam mengalisisnya untuk kemudian dijadikan dasar menentukan kebijakan portofolio.
     Dengan latar belakang permasalahan diatas serta di landasi dengan beberapa penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya perbedaan dari masing- masing hasil penelitian maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ROA (return on assets), ROE (return on equity) , NPM (net profit margin) dan EPS (earning per share) terhadap harga saham perusahaan manufaktur di BEI, serta untuk mengetahui variabel mana diantara ROA, ROE, NPM dan EPS yang dominan dalam mempengaruhi harga saham tersebut. Untuk itu peneliti memberi judul penelitian ini : “PENGARUH ROA, ROE, NPM DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 - 2013”.

  II.            RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apakah ROA, ROE, NPM dan EPS berpengaruh terhadap harga saham perusahaan-perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2013 ?
2.      Variabel apa diantara ROA, ROE, NPM dan EPS yang paling berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2013 ?

III.            BATASAN MASALAH
Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas, maka penelitian ini membatasi masalah hanya pada:
1.      Obyek yang diteliti adalah perusahaan yang terdaftar di BEI yang bergerak dalam perusahaan manufaktur.
2.      Data-data yang digunakan dalam analisis dan pembahasan masalah adalah data laporan keuangan perusahaan periode tahun 2011-2013.


IV.            TUJUAN PENELITIAN
1.      Untuk mengetahui pengaruh ROA, ROE, NPM dan EPS terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2013.
2.      Untuk mengetahui manakah diantara ROA, ROE, NPM dan EPS yang paling berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2013.

  V.            MANFAAT PENELITIAN
Dengan tercapainya tujuan penelitian tersebut, maka diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:
1.      Dari segi akademik, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah Ilmu Pengetahuan di bidang ekonomi khususnya tentang pengaruh ROA, ROE, NPM dan EPS yang listing di BEI dan dapat memberikan informasi bagi kemungkinan adanya penelitian lebih lanjut.
2.      Bagi peneliti, untuk membuktikan adanya pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga pasar saham, pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.



VI.            LANDASAN TEORI DAN KAJIAN YANG RELEVAN
1.      Return On Assets (ROA)
     Menurut Mardiyanto (2009: 196) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. Menurut Dendawijaya (2003: 120) rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.
     Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) angka ROA dapat dikatakan baik apabila > 2%.
     Return On Assets menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan, karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak dan (rata-rata) kekayaan perusahaan.
     Rasio Return On Assets dinyatakan sebagai berikut:

2.      Return On Equity (ROE)
     Rasio ini menggunakan hubungan antara keuntungan setelah pajak dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan. Yang dianggap modal sendiri adalah saham biasa, agio saham, laba ditahan, saham preferen dan cadangan-cadangan lain. Melihat hubungan hubungan itu, Return On Equity tidak lain adalah rentabilitas ekonomi. Bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah bekerja dengan efisien (Riyanto, 1993: 29).
     Menurut Harahap (2007: 156) ROE digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cendrung naik.
    Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE diukur dengan perbandingan antara laba bersih dengan total modal. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi makin tinggi. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) angka ROE dapat dikatakan baik apabila > 12%. Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka ROE berhasil dicapai. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.
     Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

3.      Net Profit Margin (NPM)
     Menurut Alexandri (2008: 200) Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006: 299) Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi.
     Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Hasil dari perhitungan mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak. Menurut Sulistyanto (tanpa tahun: 7) angka NPM dapat dikatakan baik apabila > 5 %.
     Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

4.      Earnings Per Share (EPS)
     Dalam lingkaran keuangan, alat ukur yang paling sering digunakan adalah EPS. Angka yang ditunjukkan dari EPS inilah yang sering dipublikasikan mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas (go public) karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya deviden per saham di kemudian hari dan tingkat harga saham di kemudian hari, serta EPS juga relevan untuk menilai efektifitas manajemen dan kebijakan pembayaran deviden.
     Biasanya rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan keuntungan untuk pemiliknya. Earning per share dirumuskan dengan perbandingan antara laba siap bagi dengan total lembar saham sebagaimana tercantum dalam laporan keuangan per Desember atau Earning Per Share juga dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan.
     Angka tersebut adalah jumlah yang disediakan bagi para pemegang saham umum setelah dilakukan pembayaran seluruh biaya dan pajak untuk periode akuntansi terkait. Rasio diatas menunjukkan bahwa Rp.1,- dari laba bersih yang dilaporkan menghasilkan pendapatan bagi para pemegang saham biasa beredar sebesar Rp.xxx,- per lembar saham. Jika rasio yang didapat rendah berarti perusahaan tidak menghasilkan kinerja yang baik dengan memperhatikan pendapatan. Pendapatan yang rendah karena penjualan yang tidak lancar atau berbiaya tinggi. Jika rasio yang didapat tinggi berarti perusahaan dapat dikatakan sudah mapan (mature). (Harahap, 2007)
     Perumusan EPS dapat dirumuskan sebagai berikut :

5.      Pengertian Saham
     Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001).
     Menurut Weston dan Copeland (1998) Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Masyarakat pemodal itu dikategorikan sebagaiinvestor dan spekulator. Investor disini adalah masyarakat yang membeli saham untuk memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan dividen dan capital gain dalam jangka panjang, sedangkan spekulator adalah masyarakat yang membeli saham untuk segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling menguntungkan seperti yang telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam penghasilan yaitu dividen dan capital gain.
     Variabel data yang digunakan berupa independent variabel (variabel bebas) yang terdiri dari Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) serta dependent variabel (variabel tidak bebas) yaitu harga saham.

VII.            KERANGKA PENELITIAN
                   
Dalam penelitian ini, penulis membatasi hanya menggunakan beberapa rasio antara lain: Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS) saja. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui sejauhmana pengaruh Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur  yang terdaftar di BEI.
     Saham itu sendiri merupakan asset (aktiva) perusahaan. Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas keseluruhan modal yang dimilikinya, yang dihitung berdasarkan pembagian antara laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas. Semakin baik nilai ROA maupun nilai ROE, maka semakin baik pengelolaan perusahaan atas saham yang tercermin dari laba yang dihasilkan. Sedangkan Earning Per Share (EPS) atau laba per saham digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan, yang dihitung berdasarkan pembagian antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar.
     Setiap perubahan laba bersih maupun jumlah lembar saham biasa yang beredar dapat mengakibatkan perubahan laba per saham (EPS). Seperti yang telah kita ketahui bahwa harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Informasi mengenai ROA, ROE, NPM dan EPS diharapkan mampu memberikan penilaian yang baik atas kinerja perusahaan yang pada akhirnya mampu menarik minat investor untuk menanamkan investasi di perusahaan terutama investasi dalam saham, atas kepercayaan yang diberikan investor terhadap perusahaan yang bersangkutan.
     Dalam analisis laporan keuangan perusahaan untuk berinvestasi saham, pihak investor akan melihat ROA, ROE, NPM dan EPS sebagai langkah awal dalam melihat kinerja perusahaan. Semakin baik dan semakin naik ROA, ROE, NPM  dan EPS yang diperoleh pihak perusahaan, maka semakin baik pula pandangan investor terhadap perusahaan tersebut. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi pasar dimana minat beli terhadap saham perusahaan juga akan mengalami peningkatan.
     Begitupula sebaliknya semakin turun perubahan ROA, ROE, NPM dan EPS perusahaan, maka pandangan investor akan kurang baik. Dengan demikian, pihak perusahaan akan berusaha mempertahankan kenaikan ROA, ROE, NPM dan EPS yang diperoleh agar memperoleh pandangan baik investor terhadap perusahaan. Pandangan baik investor akan memberikan dampak positif terhadap perusahaan, salah satunya keikutsertaan dalam menanamkan modalnya dalam membeli saham perusahaan. Hal ini berpengaruh terhadap jumlah permintaan akan saham perusahaan meningkat dimana kenaikan permintaan akan menimbulkan kenaikan pula terhadap harga saham di pasar bursa itu sendiri.
     Sesuai uraian diatas, peneliti beranggapan bahwa dengan menggunakan ketiga variabel tersebut (ROA, ROE, NPM dan EPS), para investor akan dapat menilai kinerja perusahaan guna memperkirakan return (pengembalian/ laba) atas investasi yang ditanamkannya berdasarkan harga pasar sahamnya. Selain itu perusahaan dapat mengetahui seberapa besar kinerja yang telah dihasilkan, sehingga tujuan untuk memakmurkan pemegang saham dapat tercapai. Selanjutnya dengan menggunakan keempat variabel tersebut (ROA, ROE, NPM dan EPS) akan diteliti alat ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap harga saham di BEI.
     Mengacu pada kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah :
Ho1 : ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Ho2 : ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Ho3 : NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Ho4 : EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham


VIII.            METODE PENELITIAN
1.      Populasi
     Populasi dalam penelitian ini adalah perusahan – perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 – 2013. Dipilihnya sebagai populasi penelitian karena BEI merupakan bursa pertama di Indonesia yang dianggap memiliki data yang lebih lengkap dan telah terorganisasi dengan baik.
2.      Sampel
     Sampel dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan manufaktur yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a)      Perusahaan yang terdaftar di BEI yang mempunyai data keuangan yang lengkap dan dapat diandalkan kebenarannya dari periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013
b)      Perusahaan-perusahaan tersebut tidak delisting di BEI selama periode penelitian
c)      Perusahaan-perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan di BEI pada tahun 2011 sampai dengan 2013
d)     Perusahaan-perusahaan mencantumkan tidak dalam keadaan rugi
e)      Perusahaan tersebut konsisten termasuk dalam daftar BEI selama periode penelitian



3.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan secara berstruktur yang mana responden dibatasi dalam memberikan jawaban pada alternatif jawaban tertentu saja. Penelitian ini menggunakan dua variabel independen dan satu variabel dependen dengan menggunakan skala interval.

4.      Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini barupa beberapa variabel, yaitu:
a)      Return On Assets (ROA): Rasio ini menunjukkan seberapa jauh asset perusahaan digunakan secara efektif untuk menghasilkan laba
b)      Return on Equity (ROE): Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan dari investasi yang ditanamkan pemegang saham
c)      Net Profit Margin (NPM) : Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih perusahaan-perusahaan terhadap total penjualan
d)     Earning Per Share (EPS) : merupakan komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan. EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan(return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham (Tjiptono dan Hendry, 2001 : 139)
e)      Harga Saham: harga yang berlaku di pasar saat itu dan dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran yang secara fundamental ditentukan oleh aktiva yang dimilikinya
5.      Alat Ukur Variabel Penelitian
     Dalam penelitian ini, pengukuran variabel-variabel yang digunakan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a)      Return On Assets dinyatakan sebagai berikut:
b)      Return On Equity dinyatakan sebagai berikut:
c)      Net Profit Margin dinyatakan sebagai berikut:
d)     Earning Per Share dinyatakan sebagai berikut:
Skala yang digunakan untuk ROA, ROE dan NPM adalah skala rasio dengan menggunakan satuan ukur persen, sedangkan EPS diukur dengan satuan Rupiah (Rp).
e)      Harga Saham: skala pengukuran dengan menggunakan satuan Rupiah (Rp)

6.      Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan yaitu:
a)      Uji Normalitas
Uji normalitas data adalah alat analisis untuk mengetahui apakah suatu data berasal dari populasi yang sama.  Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (α) 0,05 atau 5% dan dilakukan dengan cara analisis grafik.
b)      Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah suatu alat statistik yang digunakan untuk menganalisis terhadap objek yang diteliti berupa data sampel atau data populasi. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
c)      Analisis Regresi Berganda
Regresi linier berganda yang terdiri dari satu variable dependen (Y) dan empat variabel independen (X1- X4).
Y = α + β 1 X1 + β2 X2 + β 3 X3+ β 4 X4 + ℮
Di mana :
Y = Harga saham
α = Konstanta
X1 = Return On Investment (ROI)
X2 = Return On Equity (ROE)
X3 = Net Profit Margin (NPM)
X4 = Earning Per Share (EPS)
e = Kesalahan pengganggu

7.      Cara Interpretasi Hasil
a.       Menyusun Hipotesis
Ho1 : ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Ho2 : ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Ho3 : NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Ho4 : EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
b.      Merumuskan Pengambilan Keputusan
Jika nilai sig (2 tailed) <  maka data berdistribusi tidak normal
Jika nilai sig (2 tailed) >  maka data berdistribusi normal
Jika nilai sig ( 2 tailed ) < 0,05 maka Ha diterima
Jika  nilai sig ( 2tailed ) > 0,05 maka Ha ditolak
c.       Mengambil Kesimpulan
Kesimpulan merupakan bagian penutup yang singkat dan mencakup data yang telah dianalisis dalam penelitian.


DAFTAR PUSTAKA
Indriantoro, Nur. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE-UGM.
Mursidah Nurfadillah, 2011. Analisis Pengaruh Earning Per Share, Debt To Equity Ratio dan Return On Equity Terhadap Harga Saham PT Unilever Indonesia, Jurnal JEPMA, Vol 12 No.1, STIE Muhammadiyah Samarinda.
Linda Rahmawati. “Pengaruh ROA, ROE, dan EPS Terhadap Harga Pasar Saham Pada Perusahaan di BEI”. 3-4