I.
LATAR BELAKANG MASALAH
Pasar modal merupakan salah satu bentuk pasar keuangan, dimana para
pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan
dana (surplus fund) melakukan
investasi dalam surat berharga yang ditawarkan emiten. Selain itu pasar modal
juga merupakan tempat bagi perusahaan yang membutuhkan dana dan menawarkan
surat berharga dengan cara listing terlebih
dahulu pada badan otoritas dipasar modal sebagai emiten.
Kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan dalam kegiatan operasionalnya merupakan fokus
utama dalam penilaian prestasi perusahaan, karena dari laba perusahaan akan dapat
diketahui kemampuan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban bagi para investornya
dan juga merupakan elemen penting dalam penciptaan nilai perusahaan yang
menunjukkan prospeknya pada masa yang akan datang. Tingkat profitabilitas
perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang secara periodik di up
date sebagai salah satu kewajiban perusahaan publik yang listed di
Bursa Efek Indonesia.
Tingkat profitabilitas perusahaan pada
analisis fundamental biasanya diukur dari beberapa aspek, pada perusahaan
publik yang listed pada Bursa Efek Indonesia, rasio keuangan yang sering
dipakai dalam menganalisis perubahan harga suatu saham adalah ROE (Retrurn
on Equity), ROA (Return on Assets), dan EPS (Earning per
Share). Return on equity atau return on net worth mengukur
kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba yang tersedia bagi pemegang saham.
Dalam
perhitungannya, ROE merupakan perbandingan antara Earning After Taxes dengan
Modal sendiri. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan,
jika proporsi utang semakin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Return
on assets atau return on investment menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. ROA diperoleh dari
rasio antara Earning After Taxes dengan total aktiva.
Sedangkan EPS (Earning per Share) menunjukan
kemampuan setiap lembar saham dalam menciptakan laba dalam satu periode
pelaporan keuangan. Nilai dari ketiga rasio keuangan diatas sudah tercantum
dalam setiap laporan keuangan perusahaan sehingga lebih mudah bagi investor dalam
mengalisisnya untuk kemudian dijadikan dasar menentukan kebijakan portofolio.
Dengan latar belakang permasalahan diatas
serta di landasi dengan beberapa penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya
perbedaan dari masing- masing hasil penelitian maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh ROA (return on assets), ROE (return on equity)
, NPM (net profit margin) dan EPS (earning per share) terhadap
harga saham perusahaan manufaktur di BEI, serta untuk mengetahui variabel mana
diantara ROA, ROE, NPM dan EPS yang dominan dalam mempengaruhi harga saham
tersebut. Untuk itu peneliti memberi judul penelitian ini : “PENGARUH ROA,
ROE, NPM DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2011 - 2013”.
II.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
uraian di atas, peneliti dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah
ROA, ROE, NPM dan EPS berpengaruh terhadap harga saham perusahaan-perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2013 ?
2.
Variabel apa diantara
ROA, ROE, NPM dan EPS yang paling berpengaruh terhadap harga saham perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2013 ?
III.
BATASAN
MASALAH
Agar permasalahan yang diteliti
tidak terlalu luas, maka penelitian ini membatasi masalah hanya pada:
1.
Obyek yang diteliti
adalah perusahaan yang
terdaftar di BEI yang bergerak dalam perusahaan
manufaktur.
2.
Data-data yang
digunakan dalam analisis dan pembahasan masalah adalah data laporan keuangan
perusahaan periode tahun 2011-2013.
IV.
TUJUAN
PENELITIAN
1.
Untuk mengetahui
pengaruh ROA, ROE, NPM dan EPS terhadap harga saham perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2013.
2.
Untuk mengetahui
manakah diantara ROA, ROE, NPM dan EPS yang paling berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2013.
V.
MANFAAT
PENELITIAN
Dengan tercapainya tujuan
penelitian tersebut, maka diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1. Dari
segi akademik, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah Ilmu
Pengetahuan di bidang ekonomi khususnya tentang pengaruh ROA, ROE, NPM dan EPS
yang listing di BEI dan dapat memberikan informasi bagi kemungkinan
adanya penelitian lebih lanjut.
2. Bagi
peneliti, untuk membuktikan adanya pengaruh Return on Assets (ROA), Return
on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM)
dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga pasar saham, pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI.
VI.
LANDASAN
TEORI DAN KAJIAN YANG RELEVAN
1.
Return On Assets
(ROA)
Menurut
Mardiyanto (2009: 196) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi.
Menurut Dendawijaya (2003: 120) rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar
ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan
tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.
Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196)
ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh
dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin
baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini
selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor.
Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati
investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak
bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin
meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Menurut
Lestari dan Sugiharto (2007: 196) angka ROA dapat dikatakan baik apabila > 2%.
Return On Assets menunjukkan
seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang
dimiliki perusahaan, karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak dan (rata-rata)
kekayaan perusahaan.
Rasio Return
On Assets dinyatakan sebagai berikut:
2.
Return On Equity
(ROE)
Rasio
ini menggunakan hubungan antara keuntungan setelah pajak dengan modal sendiri
yang digunakan perusahaan. Yang dianggap modal sendiri adalah saham biasa, agio
saham, laba ditahan, saham preferen dan cadangan-cadangan lain. Melihat
hubungan hubungan itu, Return On Equity tidak lain adalah rentabilitas
ekonomi. Bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting
daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran
bahwa perusahaan itu telah bekerja dengan efisien (Riyanto, 1993: 29).
Menurut Harahap (2007: 156) ROE digunakan
untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham.
Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para
pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen. Tingkat ROE memiliki hubungan
yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula
harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang
akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk
membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cendrung
naik.
Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196)
ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh
dari pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan. ROE diukur
dengan perbandingan antara laba bersih dengan total modal. Angka ROE yang
semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat
pengembalian investasi makin tinggi. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196)
angka ROE dapat dikatakan baik apabila > 12%. Salah satu alasan utama
perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para
pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka ROE
berhasil dicapai. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut
:
3.
Net Profit
Margin (NPM)
Menurut
Alexandri (2008: 200) Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang
digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
bersih setelah dipotong pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006: 299) Net
Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan.
Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga
akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih
yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap
semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi.
Hubungan antara laba bersih sesudah pajak
dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan
perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai
kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu
resiko. Hasil dari perhitungan mencerminkan keuntungan netto per rupiah
penjualan. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai
apakah perusahaan itu profitable atau tidak. Menurut Sulistyanto (tanpa
tahun: 7) angka NPM dapat dikatakan baik apabila > 5 %.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
4.
Earnings Per
Share (EPS)
Dalam
lingkaran keuangan, alat ukur yang paling sering digunakan adalah EPS. Angka
yang ditunjukkan dari EPS inilah yang sering dipublikasikan mengenai performance
perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas (go public)
karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa EPS mengandung
informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya deviden per
saham di kemudian hari dan tingkat harga saham di kemudian hari, serta EPS juga
relevan untuk menilai efektifitas manajemen dan kebijakan pembayaran deviden.
Biasanya rasio ini digunakan untuk
mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan keuntungan untuk
pemiliknya. Earning per share dirumuskan dengan perbandingan antara laba
siap bagi dengan total lembar saham sebagaimana tercantum dalam laporan
keuangan per Desember atau Earning Per Share juga dapat digunakan untuk
mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik
perusahaan.
Angka tersebut adalah jumlah yang
disediakan bagi para pemegang saham umum setelah dilakukan pembayaran seluruh
biaya dan pajak untuk periode akuntansi terkait. Rasio diatas menunjukkan bahwa
Rp.1,- dari laba bersih yang dilaporkan menghasilkan pendapatan bagi para
pemegang saham biasa beredar sebesar Rp.xxx,- per lembar saham. Jika rasio yang
didapat rendah berarti perusahaan tidak menghasilkan kinerja yang baik dengan
memperhatikan pendapatan. Pendapatan yang rendah karena penjualan yang tidak
lancar atau berbiaya tinggi. Jika rasio yang didapat tinggi berarti perusahaan
dapat dikatakan sudah mapan (mature). (Harahap, 2007)
Perumusan EPS dapat dirumuskan sebagai
berikut :
5.
Pengertian Saham
Saham dapat
didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar
kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh
seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji
dan Fakhruddin, 2001).
Menurut Weston
dan Copeland (1998) Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas
seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh
penghasilan dari saham tersebut. Masyarakat pemodal itu dikategorikan
sebagaiinvestor dan spekulator. Investor disini adalah masyarakat yang membeli
saham untuk memiliki perusahaan dengan harapan mendapatkan dividen dan capital
gain dalam jangka panjang, sedangkan spekulator adalah masyarakat yang
membeli saham untuk segera dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling
menguntungkan seperti yang telah diketahui bahwa saham memberikan dua macam
penghasilan yaitu dividen dan capital gain.
Variabel data yang digunakan berupa independent
variabel (variabel bebas) yang terdiri dari Return on Assets (ROA),
Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per
Share (EPS) serta dependent variabel (variabel tidak bebas)
yaitu harga saham.
VII.
KERANGKA
PENELITIAN
Dalam
penelitian ini, penulis membatasi hanya menggunakan beberapa rasio antara lain:
Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan Earning
Per Share (EPS) saja. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian
tersebut adalah untuk mengetahui sejauhmana pengaruh Return on Asset (ROA),
Return on Equity (ROE), Net Profit
Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI.
Saham
itu sendiri merupakan asset (aktiva) perusahaan. Return on Equity (ROE)
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas
keseluruhan modal yang dimilikinya, yang dihitung berdasarkan pembagian antara
laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas. Semakin baik nilai ROA maupun
nilai ROE, maka semakin baik pengelolaan perusahaan atas saham yang tercermin
dari laba yang dihasilkan. Sedangkan Earning Per Share (EPS) atau laba
per saham digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan yang diperoleh setiap
lembar saham yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan, yang dihitung
berdasarkan pembagian antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham yang
beredar.
Setiap perubahan laba bersih maupun jumlah
lembar saham biasa yang beredar dapat mengakibatkan perubahan laba per saham
(EPS). Seperti yang telah kita ketahui bahwa harga saham dipengaruhi oleh
permintaan dan penawaran. Informasi mengenai ROA, ROE, NPM dan EPS diharapkan
mampu memberikan penilaian yang baik atas kinerja perusahaan yang pada akhirnya
mampu menarik minat investor untuk menanamkan investasi di perusahaan terutama
investasi dalam saham, atas kepercayaan yang diberikan investor terhadap
perusahaan yang bersangkutan.
Dalam analisis laporan keuangan perusahaan
untuk berinvestasi saham, pihak investor akan melihat ROA, ROE, NPM dan EPS
sebagai langkah awal dalam melihat kinerja perusahaan. Semakin baik dan semakin
naik ROA, ROE, NPM dan EPS yang
diperoleh pihak perusahaan, maka semakin baik pula pandangan investor terhadap
perusahaan tersebut. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi pasar dimana
minat beli terhadap saham perusahaan juga akan mengalami peningkatan.
Begitupula sebaliknya semakin turun
perubahan ROA, ROE, NPM dan EPS perusahaan, maka pandangan investor akan kurang
baik. Dengan demikian, pihak perusahaan akan berusaha mempertahankan kenaikan
ROA, ROE, NPM dan EPS yang diperoleh agar memperoleh pandangan baik investor
terhadap perusahaan. Pandangan baik investor akan memberikan dampak positif
terhadap perusahaan, salah satunya keikutsertaan dalam menanamkan modalnya dalam
membeli saham perusahaan. Hal ini berpengaruh terhadap jumlah permintaan akan saham
perusahaan meningkat dimana kenaikan permintaan akan menimbulkan kenaikan pula terhadap
harga saham di pasar bursa itu sendiri.
Sesuai uraian diatas, peneliti beranggapan
bahwa dengan menggunakan ketiga variabel tersebut (ROA, ROE, NPM dan EPS), para
investor akan dapat menilai kinerja perusahaan guna memperkirakan return
(pengembalian/ laba) atas investasi yang ditanamkannya berdasarkan harga pasar
sahamnya. Selain itu perusahaan dapat mengetahui seberapa besar kinerja yang
telah dihasilkan, sehingga tujuan untuk memakmurkan pemegang saham dapat
tercapai. Selanjutnya dengan menggunakan keempat variabel tersebut (ROA, ROE,
NPM dan EPS) akan diteliti alat ukur mana yang mempunyai pengaruh paling
signifikan terhadap harga saham di BEI.
Mengacu pada kerangka pemikiran diatas,
maka hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah :
Ho1 : ROA tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham
Ho2 : ROE tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham
Ho3 : NPM tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham
Ho4 : EPS tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham
VIII.
METODE
PENELITIAN
1.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahan – perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2011 – 2013. Dipilihnya sebagai populasi penelitian karena BEI
merupakan bursa pertama di Indonesia yang dianggap memiliki data yang lebih
lengkap dan telah terorganisasi dengan baik.
2.
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan manufaktur yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
a)
Perusahaan yang terdaftar di BEI yang mempunyai data keuangan yang
lengkap dan dapat diandalkan kebenarannya dari periode tahun 2011 sampai dengan
tahun 2013
b)
Perusahaan-perusahaan tersebut tidak delisting
di BEI selama periode penelitian
c)
Perusahaan-perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan di BEI pada
tahun 2011 sampai dengan 2013
d)
Perusahaan-perusahaan mencantumkan tidak dalam keadaan rugi
e)
Perusahaan tersebut konsisten termasuk dalam daftar BEI selama periode
penelitian
3.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan secara berstruktur yang mana responden dibatasi dalam
memberikan jawaban pada alternatif jawaban tertentu saja. Penelitian ini
menggunakan dua variabel independen dan satu variabel dependen dengan
menggunakan skala interval.
4.
Definisi
Operasional
Definisi
operasional pada penelitian ini barupa beberapa variabel, yaitu:
a) Return On Assets
(ROA): Rasio ini
menunjukkan seberapa jauh asset perusahaan digunakan secara efektif untuk
menghasilkan laba
b) Return on Equity (ROE): Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan dari investasi yang
ditanamkan pemegang saham
c) Net Profit Margin (NPM) : Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih
perusahaan-perusahaan terhadap total penjualan
d) Earning Per Share
(EPS) : merupakan komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan
menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan
untuk semua pemegang saham perusahaan. EPS merupakan
rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan(return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham (Tjiptono dan Hendry, 2001 : 139)
e) Harga
Saham: harga yang berlaku di pasar saat itu dan dipengaruhi oleh permintaan dan
penawaran yang secara fundamental ditentukan oleh aktiva yang dimilikinya
5.
Alat
Ukur Variabel Penelitian
Dalam penelitian
ini, pengukuran variabel-variabel yang digunakan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Return
On Assets dinyatakan sebagai berikut:
b) Return
On Equity dinyatakan sebagai berikut:
c) Net Profit Margin
dinyatakan sebagai berikut:
d) Earning Per Share
dinyatakan sebagai berikut:
Skala yang digunakan untuk ROA, ROE
dan NPM adalah skala rasio dengan menggunakan satuan ukur persen, sedangkan EPS
diukur dengan satuan Rupiah (Rp).
e) Harga
Saham: skala pengukuran dengan menggunakan satuan Rupiah (Rp)
6.
Teknik
Analisis Data
Teknik analisis yang
digunakan yaitu:
a) Uji
Normalitas
Uji normalitas data adalah alat
analisis untuk mengetahui apakah suatu data berasal dari populasi yang
sama. Dalam penelitian ini digunakan
tingkat signifikansi (α) 0,05 atau 5% dan dilakukan dengan cara analisis grafik.
b) Statistik
Deskriptif
Statistik
deskriptif adalah suatu alat statistik yang digunakan untuk menganalisis
terhadap objek yang diteliti berupa data sampel atau data populasi. Pengujian
ini dilakukan untuk mempermudah memahami variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian.
c)
Analisis
Regresi Berganda
Regresi linier berganda
yang terdiri dari satu variable dependen (Y) dan empat variabel independen (X1- X4).
Y = α + β 1 X1 + β2 X2 + β 3 X3+ β 4 X4 + ℮
Di mana :
Y = Harga saham
α = Konstanta
X1 = Return On Investment (ROI)
X2 = Return On Equity (ROE)
X3 = Net Profit Margin (NPM)
X4 = Earning Per Share (EPS)
e = Kesalahan pengganggu
7.
Cara
Interpretasi Hasil
a. Menyusun
Hipotesis
Ho1
: ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Ho2
: ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Ho3
: NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Ho4
: EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
b. Merumuskan
Pengambilan Keputusan
Jika nilai sig (2 tailed) <
maka data berdistribusi tidak normal
Jika nilai sig (2 tailed) >
maka data berdistribusi normal
Jika nilai sig ( 2 tailed ) < 0,05
maka Ha diterima
Jika
nilai sig ( 2tailed ) > 0,05 maka Ha ditolak
c. Mengambil
Kesimpulan
Kesimpulan
merupakan bagian penutup yang singkat dan mencakup data yang telah dianalisis
dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Indriantoro,
Nur. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE-UGM.
Mursidah
Nurfadillah, 2011. Analisis Pengaruh Earning Per Share, Debt To Equity Ratio
dan Return On Equity Terhadap Harga Saham PT Unilever Indonesia, Jurnal JEPMA,
Vol 12 No.1, STIE Muhammadiyah Samarinda.
Linda
Rahmawati. “Pengaruh ROA, ROE, dan EPS Terhadap
Harga Pasar Saham Pada Perusahaan di BEI”. 3-4